Anggrek Simpodial dan Anggrek Monopodial
Nature has given us these splendid plants and hopefully their beauty will create in all of us a consciousness of and a love for nature, along with the Thai forests where they come from.
Anggrek Simpodial dan Anggrek Monopodial
Anggrek Pegunungan Meratus
Penggunaan serabut kelapa untuk media anggrek
Foto Desa Belangian dari Atas
Anggrek Di dalam Hutan Kawasan Kahung
(Harus di Jaga dan di lestarikan)
Anggrek Epifit Kahung
Anggrek Bulan Raksasa
Artikel terkait
Paraphalaenopsis laycokii
Warna kelopak Phalaenopsis laycokii dan mahkotanya merupakan kombinasi puitih dengan merah jambu lembut jumlah kuntum bunga setiap tangkainya sekitar 7-15 buah dengan diameter kurang lebih 6 cm.
Paphiopedilum dayanum
Sekitar tahun 1930 penduduk asli sudah mulai mengusahakan pemeliharaan anggrek yang pada saat itu keseluruhan “masalah penganggrekan di kuasai oleh Belanda”. Salah satu nama yang tercatat rela mengorbankan harta bendanya untuk di tukar dengan anggrek adalah Pak Jaeran dari Slipi, Jakarta. Ia dengan berani mendatangi seorang Belanda (berpangkat Captain) dan membeli anggrek-anggrek yang baik. Hal ini membuat Belanda heran dan juga sinis terhadap Pak Jaeran. Pak Jaeran tidak peduli dan tetap membeli antara lain jenis Vanda, dan Cattleya. Di antara jenis Vanda ialah Vanda Macan, Vanda Dewi Sri, Vanda teres lapaloma, dan Vanda teres aurora.
Pada saat itu anggrek Indonesia memegang peranan penting dalam penganggrekan dunia. Baik di ekspor mapun untuk bidang ilmu pengetahuan. Pada waktu itu sampai mencapai jaman kemerdekaan Vanda Macan cukup populer dan banyak penggemarnya.
Pameran-pameran terus diadakan dan tercatat setelah kemerdekaan sekitar tahun 1950 untuk mengumpulkan dana, PMI mengadakan pameran hingga tahun 1955, bertempat di Keramat Raya no.05 Jakarta.
Pada tahun 1956 PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia) di bentuk di Bandung. Kini hampir di seluruh kota di Indonesia terdapap cabang PAI. Tahun 1976 pemerintah Indonesia mengadakan Pekan Anggrek Nasional. Pada tahun 1977 diadakan Konferensi Anggrek Asean di Jakarta.(sumber Lestari, Sugeng. S.1985)
Orchids Collection
Salah satu anggrek Epifit melekat pada palem
Ada ratusan Species Anggrek dari berbagai daerah baik Indonesia maupun manca negara. Ada anggrek hasil persilangan adapula species asli yang di kumpulkan dari berbagai daerah biasanya di sumbangkan oleh masyarakat atau lembaga untuk di jadikan koleksi. Sayangnya pada saat kesana saya tidak sempat mendokumentasikan anggrek karena kamera yang di bawa batrenya habis. Alhasil anggrek-anggrek tersebut hanya bisa di nikmati langsung keindahannya.Anggrek yang bisa di jumpai antara lain Species Eria sp, aneka Dendrobium, Bulbophyllum, Phalaenopsis, Vanda dsb.
Koleksi Anggrek Kebun Raya Bali
Kebun Raya Eka Karya tidak hanya memiliki koleksi tumbuhan dari Spesies Anggrek, koleksi lai yang tidak kalah menarik antara lain Taman Cyathea, Taman Kaktus, Koleksi Bambu, Koleksi Palem, Taman Usada, dan Aneka Herbarium serta beberapa tumbuhan yang jarang kita temui di Indonesia. Misalnya bunga terkenal simbol negeri jepang Sakura (Prunus puddum).
Moment di KBR
Keberadaan selama lebih dari 1 jam di sana terasa sangat singkat mudah-mudahan lain waktu bisa berkunjung lebih lama dan tentunya tidak akan lupa menyiapkan perekam moment untuk mengabadikan Anggrek-anggrek dan keindahan sisi taman lainnya.
Bekantan (Nasalis larvatus)
Orang Utan
Bekantan (Nasalis Larvatus)
Other species endemic to Indonesia are found in Wallacea, the region east of the Wallace Line. Wallacea has 126 endemic species, including seven species of macaque monkey, five species of tarsier, the anoa, a rare subgenus of buffalo, and the babirusa, a pig-like animal with two sets of curving horns. On the island of New Guinea are species endemic to Indonesia, such as the bizzare Goodfellow's Tree-kangaroo, numerous species of rodents, some a foot long, the beautiful Papuan Hornbill, and the famous Komodo Dragon, the largest living lizard. As the only native placental mammals are bats and mice, other species, such as the Komodo Dragon, have adopted the niches which would have otherwise been adopted by large placentals.
Tropical forest rain Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template